Indri Aziz
“Kebersamaan dengan orang tua akan terasa menyenangkan.”
“Sejuk seperti di rumah Nenek di Malang. Hehehe, aku jadi ingin makan bakso telur,” sahut Nala
“Setuju … ayo kita naik motor saja ke langganan kita! Sudah lama juga tidak ke sana. Mumpung hari Minggu,” kata Ayah. Lalu mereka pun bersiap.
“Wah, bakalan seru kalau naik motor!” teriak Nala kegirangan.
Di jalan, Nala tidak berhenti bernyanyi kecil. Saat melewati sebuah gang, Nala berteriak, “Stop Ayah …!”
“Ada apa?” tanya Ayah.
“Ada banyak bunga kuning di sana, bagusnyaaa,” ujar Nala sambil menunjuk lapangan kecil. Kemudian Ayah pun langsung menuju ke tempat bunga matahari.
Ayah dan Ibu tersenyum bersamaan. Ibu lalu berkata, “Nala, tahu enggak? Ayah dan Ibu dulu suka melewati lapangan ini ketika berangkat kerja. Bahkan, ketika Ibu sedang mengandung kamu, kami sering melihat tanaman ini berbunga. Namanya bunga matahari. Cantik, ya?”
“Wah … bunganya sesuai dengan namanya, kuning dan bersinar,” sahut Nala takjub.
“Seperti nama kamu Nak, Helian Nanala, artinya bunga matahari,” kata Ayah. Nala mengejapkan matanya gembira.
“Kita beli bunga matahari, yuk! Jadi … di rumah Ibu punya dua bunga matahari,” ujar Ayah. Nala tertawa mendengarnya.
“Baik, tapi kita beli bakso dulu, nanti keburu tutup, enggak jadi deh kita makan,” ujar Ibu disambut gelak tawa Ayah. ***